Sejarah kepanduan telah berlangsung lebih dari
satu abad, dimulai padaperalihan abad 19-20. Pelopornya tidak lain adalah Bapak
Pandu sedunia, Lord Baden Powell. Kecintaan Powell terhadap aktivitas
luar ruang terbentuk sejak kecil. Dilahirkan tanggal 22 Februari 1857, Robert
Baden-Powell merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara (sepuluh bila tiga
orang saudaranya yang meninggal ketika bayi dihitung). Masa kecilnya dihabiskan
dengan banyak bermain di hutan kecil di samping sekolahnya. Powell
terkenal sebagai anak yang serba bisa. Selain keterampilannya pada aktivitas
outdoor, Powell juga piawai dalam hal melukis, melawak, menyanyi, dan
menjadi aktor drama. Tetapi, Powell memang pada dasarnya jauh lebih suka
aktivitas outdoor ketimbang belajar dalam kelas. Ia akhirnya gagal masuk
perguruan tinggi bergengsi Universitas Oxford, dan sebaliknya berhasil
cemerlang masuk dalam jajaran militer.
Kariernya dalam dunia militer melejit pesat. Ia melanglang buana ke banyak
negeri dan mengasah keterampilan mengintai dan mencari jalan. Pengetahuannya di
bidang tersebut dituangkannya dalam beberapa buku terlaris seperti
Reconaissance and Scouting; Aids to Scouting; Boy Scouts, a Suggestion; Boy
Scout Scheme; Scouting for Boys; dan Girl Guiding. Di samping itu, ia
menciptakan metode inovatif pelatihan prajurit yang kurang pengalaman lapangan.
Peserta yang lulus dari pelatihan ini memperoleh lencana Fleur-de-Lys yang
simbolnya digunakan sebagai lambang organsiasi pandu di kemudian hari. Selain
itu, keberhasilan militernya yang paling menonjol adalah mempertahankan kota
Mafeking dari serangan militer kaum Boer yang berkekuatan tiga kali lipat dalam
perang Boer di Afrika Selatan.
Saat mempertahankan kota Mafeking inilah, Powell semakin memperhatikan
kehidupan para anak dan remaja. Mereka tampak bosan bila hanya mengurung diri
di dalam rumah. Powell, menrancang aktivitas outdoor bagi para anak dan
remaja ini bahkan melibatkan mereka sebagai penolong dalam beberapa aktivitas
militer. Perhatian terhadap kehidupan anak dan remaja terus dibawanya ketika ia
kembali ke Inggris.
Tanpa ada kegiatan positif, generasi muda Inggris semakin kacau hidupnya.
Impian Powell adalah agar para anak dan remaja bisa menyalurkan energi
mereka ke dalam kegiatan outdoor yang positif sehingga mereka tidak salah arah.
Impiannya ini dikerjakannya dengan sangat tekun dan bersemangat. Ketekunan dan
semangat yang luar biasa mengejar impian mulia ini membuat banyak orang
tertular dan dengan senang hati bekerja sama membantu Powell mewujudkan
impiannya. Mungkin akibat ketekunan yang berlebihan ini, Powell
terlambat menikah. Ia baru menikah dengan Olave St. Clair Soames pada usia 54
tahun. Keberhasilannya memelopori dan membesarkan gerakan pramuka membuatnya
memperoleh hadiah prestisius: Carnegie Prize. Ia wafat pada usia tua (83 tahun)
di Paxtuu, Afrika.
Memiliki impian mulia, ketekunan dan semangat mewujudkan impian itu,
mendayagunakan keterampilan yang dimiliki, serta bekerja sama dengan banyak
orang, tampaknya faktor-faktor itulah yang menjadi kunci keberhasilan Lord Baden-Powell
yang layak ditiru oleh Generasi Muda.
Lambang gerakan pramuka adalah tanda pengenal tetap yang
mengkiaskan cita-cita setiap anggota Gerakan Pramuka.
Lambang tersebut diciptakan oleh Bapak Soehardjo Admodipura,
seorang pembina Pramuka yang aktif bekerja di lingkungan Departemen Pertanian
dan kemudian digunakan sejak 16 Agustus 1961. Lambang ini ditetapkan dengan
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 06/KN/72 tahun 1972.
Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk lambang gerakan pramuka itu adalah Silhouette tunas kelapa.
Arti kiasan lambang gerakan pramuka :
1.
Buah nyiur dalam keadaan tumbuh
dinamakan cikal, dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli
yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang
tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap anggota pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
2.
Buah nyiur dapat bertahan lama dalam
keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap anggota
pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet serta
besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh
segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia.
3.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang
membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dalam mesy dimana dia
berada dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
4.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan
merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yakni
yang mulia dan jujur, dan dia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh
sesuatu.
5.
Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam
tanah. Jadi lambang itu mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang
berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan
nyata ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna
mencapai cita-citanya.
6.
Nyiur adalah pohon yang serba guna dari
ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka
adalah manusia yang berguna, dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada
kepentingan tanah air, bangsa dan negara Republik Indonesia serta kepada umat
manusia.
Penggunaan Lambang
Lambang gerakan pramuka dapat digunakan pada panji, bendera, papan
nama kwartir dan satuan, tanda pengenal administrasi gerakan pramuka.
Penggunaan tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan
meningkatkan kegiatan gerakan pramuka sesuai dengan kiasan yang ada pada
lambang gerakan pramuka tersebut.
Gambar lambang gerakan pramuka
Bidang Tali Temali
Dalam tali temali kita sering mencampuradukkan antara tali, simpul
dan ikatan. Hal ini sebenarnya berbeda sama sekali. Tali adalah bendanya. Simpul
adalah hubungan antara tali dengan tali. Ikatan adalah hubungan antara tali
dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.
Macam simpul dan
kegunaannya
1. Simpul ujung tali
Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas
2. Simpul mati
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak
licin
3. Simpul anyam
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan kering
4. Simpul anyam berganda
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan
dalam keadaan basah
5. Simpul erat
Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan
6. Simpul kembar
Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam
keadaan licin
7. Simpul kursi
Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan
8. Simpul penarik
Gunanya untuk menarik benda yang cukup besar
Untuk gambar macam-macam simpul dapat dilihat di bawah ini
Macam Ikatan dan
Kegunaannya
1. Ikatan pangkal
Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi
ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.
2. Ikatan tiang
Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat
bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.
3. Ikatan jangkar
Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk
ring.
4. Ikatan tambat
Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan
erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. Ikatan tambat ini juga
dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk
memulai suatu ikatan.
5. Ikatan tarik
Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang,
kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau
pohon.
6. Ikatan turki
Gunanya untuk mengikat sapu lidi setangan leher
7. Ikatan palang
8. Ikatan canggah
9. Ikatan silang
10. Ikatan khaki tiga
Untuk gambar macam-macam ikatan dapat dilihat di bawah ini.
Contoh pionering
Sebelum Mempraktekan betulan membuat menara pandang, sebaiknya anda membuat
maket/ menara pandang mini. Hal tersebut mengajarkan bahwa sebelum kita
membuat/ membangun suatu bangunan besar atau gedung sebaiknya merancang dalam
bentuk kecil/ maket.
Tentu saja untuk membuat menara pandang ini dibutuhkan
bambu yang sudah dipersiapkan dengan ukuran kecil dan benang kasur secukupnya.
Nah untuk jenis simpul atau ikatannya tentunya anda bisa melihat di bab pionering.
Membuat menara pandang termasuk salah satu kegiatan ketrampilan pionering
Penggunaan dan arti warna Merah Putih di bumi Indonesia Dalam sejarah Indonesia
terbukti, bahwa Bendera Merah Putih dikibarkan pada tahun 1292 oleh tentara
Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari
(1222-1292). Sejarah itu disebut dalam tulisan bahwa Jawa kuno yang memakai
tahun 1216 Caka (1254 Masehi), menceritakan tentang perang antara Jayakatwang
melawan R. Wijaya.
Prapanca di dalam buku karangannya Negara Kertagama mencerirakan tentang
digunakannya warna Merah Putih dalam upacara hari kebesaran raja pada waktu
pemerintahan Hayam Wuruk yang bertahta di kerajaan Majapahit tahun 1350-1389 M.
Menurut Prapanca, gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta raja-raja
yang menghadiri hari kebesaran itu bermacam-macam antara lain kereta raja
puteri Lasem dihiasi dengan gambar buah meja yang berwarna merah. Atas dasar
uraian itu, bahwa dalam kerajaan Majapahit warna merah dan putih merupakan warna
yang dimuliakan.
Dalam suatu kitab tembo alam Minangkabau yang disalin pada tahun 1840 dari
kitab yang lebih tua terdapat ambar bendera alam Minangkabau, berwarna Merah
Putih Hitam. Bendera ini merupakan pusaka peninggalan jaman kerajaan
Melayu-Minangkabau dalam abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah
(1340-1347).
Warna Merah = warna hulubalang (yang menjalankan perintah)
Warna Putih = warna agama (alim ulama)
Warna Hitam = warna adapt Minangkabau (penghulu adat)
Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula Kelapa. Warna Merah
Putih disebut Gula Kepala tidak berarti “Merah” lambing gula dan “Putih”
lambing buah nyiur yang telah dikupas. Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk
bemdera Merah Putih peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang
menurunkan raja-raja Jawa.
Dalam babat tanah Jawa yang bernama babab Mentawis (Jilid II hal 123) disebutkan
bahwa Ketika Sultan Ageng berperang melawan negri Pati. Tentaranya bernaung di
bawah bendera Merah Putih “Gula Kelapa”. Sultan Ageng memerintah tahun
1613-1645.
Juga di bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang berwarna
Merah Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan sebagainya meskipun sering
dicampuri gambar-gambar lain.
Pada umumnya warna Merah Putih merupakan lambing keberanian,
kewiraan sedangkan
warna Putih merupakan lambing kesucian.
MERAH PUTIH DALAM ABAD XX
a
Bendera Merah Putih berkibar untuk pertama kali dalam abad XX
sebagai lambang kemerdekaan ialah di benua Eropa. Pada tahun 1922 Perhimpunan
Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dengan kepala
banteng ditengah-tengahnya.
Tujuan perhimpunan Indonesia Merdeka semboyan itu juga digunakan untuk nama
majalah yang diterbitkan.
Pada tahun 1924 Perhimpunan Indonesia
mengeluarkan buku peringatan 1908-1923 untuk memperingati hidup perkumpulan itu
selama 15 tahun di Eropa. Kulit buku peringatan itu bergambar bendera Merah
Putih kepala banteng.
Dalam tahun 1927 lahirlah di kota Bandung Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
mempunyai tujuan Indonesia Merdeka. PNI mengibarkan bendera Merah Putih kepala
banteng.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 berkibarlah untuk pertama kalinya bendera ,erah
Putih sebagai bandera kebangsaan yaitu dalam Konggers Indonesia Muda di
Jakarta. Sejak itu berkibarlah bendera kebangsaan Merah Putih di seluruh
kepulauan Indonesia.
SANG SAKA MERAH PUTIH DI BUMI INDONESIA MERDEKA
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan
Bung Hatta bertempat di Pegangsaan Timur 56 (JL.Proklamasi) Jakarta, atas nama
bangsa Indonesia. Sesaat kemudian bendera kebangsaan Merah Putih dikibarkan di
gedung Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Bendera Merah Putih berkibar ntuk pertama
kalinya di bumi Indonesia Merdeka.
i.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 mengadakan siding
yang pertama dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian
dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
ii.
Dalam UUD 1945, Bab I, pasal I, ditetapkan bahwa Negara Indonesia
ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam UUD 1945 pasal 35
ditetapkan pula bahwa bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Denagn
demikian itu, sejak ditetapkannya UUD 1945 , Sang Merah Putih merupakan bendera
kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan ditetapkannya UUD 1945 dan bendera
kebangsaan Sang Merah Putih, maka serntak seluruh rakyat Indonesia dan pemuda
Indonesia, menegakkan, mengibarkan dan mempertahankan Sang Merah Putih di bumi
Indonesia. Pertempuran-pertempuran dengan serdadu colonial Belanda yang
didukung oleh tentara sekutu berkobar di seluruh Indonesia. Ribuan rakyat dan
pemuda Indonesia gugur sebagai pahlawan bangsa mempertahankan kemerdekaan Sang
Merah Putih. Karena pengorbanan mereka kini Sang Merah Putih tegak berkibar
dibumi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berlandaskan
Pancasila.
b
Sang Merah Putih dikibarkan pada Hari Proklamasi tanggal 17
Agustus 45 di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakartadisebut Bendera Pusaka. Bendera
Pusaka itu selalu dikibarkan di tiang yang tingginya 17 m di depan Istana
Merdeka Jakarta pada tiap perayaan peringatan Hari Prokalamasi Kemerdekaan.
Mulai tahun 1969 Bndera Pusaka itu tidak lagi
dapat dikibarkan karena sudah tua. Sebagai gantinya dikibarkan duplikatnya yang
dibuat dari sutera alam Indonesia.
Dalam sejarah perjuangan kemrdekaan Indonesia, Bendera Pusaka tidak pernah
jatuh ke tangan musuh, meskipun tentara colonial Belanda menduduki Ibukota
Negara Republik Indonesia.
Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada
dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk
baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan
Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara
yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.
Apa itu Baris Baerbaris ?
- Baris
Berbaris
a. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu ujud latIhan fisik, yang diperlukan
guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
1) Guna menumbuhkan
sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab.
2) Yang dimaksud
dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan
pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani
dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
3) Yang dimaksud rasa
persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat
diperlukan dalam menjalankan tugas.
4) Yang dimaksud rasa
disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang
pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
5) Yang dimaksud rasa
tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko
terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah
melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
- Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang
Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara
serentak atau berturut-turut.
b. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
1) Aba-aba petunjuk
2) Aba-aba peringatan
3) Aba-aba
pelaksanaan
1. Aba-aba petunjuk
dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba
peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a) Kepada Pemimpin
Upacara-Hormat - GERAK
b) Untuk
amanat-istirahat di tempat - GERAK
2. Aba-aba peringatan
adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa
ragu-ragu.
Contoh:
a) Lencang kanan -
GERAK
(bukan lancang kanan)
b) Istirahat di
tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
3. Aba-aba
pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah:
a) GERAK
b) JALAN
c) MULAI
a. GERAK: adalah
untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh:
-jalan ditempat -GERAK
-siap -GERAK
-hadap kanan -GERAK
-lencang kanan -GERAK
b. JALAN: adalah utuk
gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:
-haluan kanan/kiri -
JALAN
-dua langkah ke depan
-JALAN
-satu langkah ke
belakang - JALAN
Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan –MAJU
Contoh:
-maju - JALAN
-haluan kanan/kiri -
JALAN
-hadap kanan/kiri
maju - JALAN
-melintang kanan/kiri
maju -J ALAN
Tentang istilah:
“maju”
Pada dasarnya
digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti.
Pasukan yang sedang
bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
Ada aba-aba hadap
kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri
henti GERAK.
Ada aba-aba hadap
kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri
henti GERAK.
Balik kana
maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba
belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah
biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok
kanan/kiri-GERAK.
Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk
menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba
peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan –JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah
selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti
tanpa aba-aba berhenti.
c. MULAI : adalah
untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.
Contoh:
-hitung -MULAI
-tiga bersaf kumpul
-MULAI
4. Cara memberi
aba-aba
a) Waktu memberi
aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap
pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b) Apabila aba-aba
itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada
tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
Pada waktu
memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan
gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak
: GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c) Pada taraf
permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari,
aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala,
pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah.
Pada taraf
lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua)
langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) Aba-aba diucapkan
dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e) Aba-aba petunjuk
dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f) Aba-aba
pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g) Antara aba-aba
peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar
kecilnya pasukan.
h) Bila pada suatu
bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh: Lencang kanan
= Ulangi – siap GERAK
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang
menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara
tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk
dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional.
Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain :
1. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit
2. Sinar yaitu dengan menggunakan senter
3. Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.)
dan setrip (-)
4. Bendera yaitu dengan bendera morse.
Berikut ini adalah kode morse yang telah
disepakati bersama.
Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat
kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang
berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat
gambar di bawah ini :
Petunjuk Penggunaan :
1. Gambar di atas
terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri.
2. Cara membacanya dari atas ke bawah.
3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam
kode strip ( - ).
4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama
dengan satu kali titik artinya huruf E.
Contoh lain : ( dibaca
dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( …. )
Berarti huruf H.
Contoh lagi :
hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf
G
5. Ingat blok sebelah
kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali
dengan blok strip ( Hitam ).
Selamat mencoba, beritahukan teman-temanmu dan
ajaklah belajar morse bersama.
1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha esa
Pengertian Takwa
Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang
sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang
berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan,
perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup
ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Maha esa,
yaitu:
1.
Bertahan terhadap godaan-godaan hidup,
berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
2.
Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan,
mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang
tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
3.
Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan
segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana
Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang
dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang
menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap
pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,
Tuhan
Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan
baaik berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi,
maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan
kepada kita melalui para Nabi/ Rosul.
Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada
secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala
sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia
tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia
mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya.
Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah “satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat
dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu
atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi
dan dibandingkan. “Tiada Tuhan selain Allah”.Berbicara tentang pengertian
taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral,
budi pekerti, dan akhlak.
Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh
jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap
sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir.Akhlak terhadap Tuhan
Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap
Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa
mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi
pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup
berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah,
tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan
lain-lainnya. Akhalak terhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan
kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap
sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka
memelihara, beradab, dan sebagainya.
Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri
kemanusiaan. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri,
berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur,
sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa,
dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang
luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena
falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah
iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan
diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita
berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah
lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan
haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh
llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka
hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini,
tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk
melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan
Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai
dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah
terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran
agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah
dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan
bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa,
sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
2. Darma kedua: Cinta alam
dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang
terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah
bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini
dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa
dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh
ciptaana-NYa. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta
kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang
kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga
dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut
merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi
kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah
pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan
menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau,
serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula.
b. Pelaksanaan dalam hidup
sehari-hari.
1.
Membawa peserta didik kea lam bebas
kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan,
Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah masing-masing. Hal ini
dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus.
2.
Begitu pula halnya sikap kita terhadap
binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang
untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang
mereka miliki.
Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan
diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita
kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu
membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai
orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara
dengan Pramuka sedunia.
Siapa pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan
timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat
menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci,
marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari
keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
.
3. Darma Ketiga : Patriot
yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara
Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan
siap siaga membela tanah airnya. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan
menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat
bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. Ksatria adalah orang yang gagah
berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani
dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan
kepahlawanan.
Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga
Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah
airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan dalam
Hidup Sehari-hari
-
Membiasakan dan mendorong anggota
Pramuka untuk: menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara,
bendera sang Merah Putih dan -lagu kebangsaan Indonesia Raya.
-
mengenal nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan
lain-lain.
-
Mencintai bahasa, seni budaya, dan
sejarah Indonesia.
-
Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan
mengamankan Pancasila.
-
Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa
di Indonesia.
-
Mengutamakan kepentingan umum dari pada
kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
-
Membiasakan diri berani mengakui kesalah
dan membenaarkan yang benar.
-
Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh
dan suka bermusyawarah.
a. Pengertian
1.
.Patuh berarti setia dan bersedia
melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan.
2.
Musyawarah adalah laku utama seorang
democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah
terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan
tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang
terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3.
Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan
Pancasila keempat.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan
di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah
dan peratur perundang-undangan yang berlaku.
5. Darma kelima: Rela
menolong dan tabah
a. Pengertian
1.
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang
dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong
berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang
mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan
maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang
dihadapi.
2.
Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa
tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan
menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3.
Darma ini adalah tuntunan untuk
mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
sehari-hari
1.
Membiasakan diri cepat menolong
kecelakaan tanpa diminta
2.
Membantu menyeberang jalan untuk orang
tua, wanita.
3.
Memberi tempat di tempat umum kepada
orang tua dan wanita.
4.
Membiasakan secara bertahap untuk
mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan
dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin,
terampil, dan gembira
a. Pengertian
1.
Rajin Manusia dibedakan dengan makhluk
hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian harus
mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain,
ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi
kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk
selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap
mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas.
2.
Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri.
Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta
dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3.
Gembira Manusia itu hidup dan menghidupi
dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja
mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak
kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan
diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi
ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal
ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan
optimistis. Sikap positip, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang
sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan
bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4.
Rajin Terampil, dan
gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haari
1.
Rajin
a.
Biasakan membaca buku yang baik.
b.
Biasakan untuk membuaat karya tulis.
c.
Selenggarakan diskusi-diskusi untuk
belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat.
d.
Tentukan jadwal harian yang tetap untuk
belajar.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
e.
Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan
kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.
f.
Membiasakan untuk menyusun jadwal
kegiatan sehari-hari.
2.
Bekerja
a.
Jelaskan bahwa dibalik kesulitan,
kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
b.
Biasakan bekerja menurut manfaat dan
disesuaikan dengan kemampuan.
c.
Jangan terlula cepat menegur, mengkertik
atau menyalahkan orang lain.
d.
Hargai dan atonjolkan suatu prestasi
kerja.
e.
Berikan beban dan tugas yang terus
berkembang.
f.
Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
g.
Bergembiralah dalam tiap usaha.
h.
Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan
tunda sampai esok hari.
3.
Terampil
a.
Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian
yang sesuai dengan bakat.
b.
Latih terus-menerus.
c.
Jangan cepat puas setelah selesai
mengerjakan sesuatu.
d.
Mintalah tuntunan dari orang yang lebih
berpengalaman.
e.
Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun
yang diberikan pada Saudara.
f.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuan yang ada.
.
7. Darma ketujuh: Hermat,
cermat, dan bersahaja
a. Pengertian
1)
Hemat
a.
Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi
lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu
secara tepat menurut kegunaannya.
b.
Secara rohaniah, dapat berarti suatu
usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan
diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat
bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan
usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih
menguntungkan.
c.
Secara material, dapat berarti
memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna
dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain.
2)
Cermat
Cermat
lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti
baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur
dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan
mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas,
terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Ia harus
berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat.
3)
Bersahaja
Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan
tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa
untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang
didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus
dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat
berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari
-
.Menggunakan waktu dengan tepat ke
sekolah, tidur, makan, latihan dan sebagainya.
-
Tidak ceroboh.
-
Bertindak dengan teliti pada waktu yang
tepat agar ia tidak dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
-
Sadar akan dirinya sebagai suatu
pribadi.
-
Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan
yang berlebihan-lebihan
-
Meneliti sahulu sebellllum berbuat
sesuaatu agar terjadi ketepatan di dalam pelaksanaannya.
-
Penggunaan listrik (siang hari
dimatikan).
-
Pengguna air tidak terbuang percuma.
-
Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan
kepada Pembina.
-
Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
-
Membiasakan anak belanja kewarung dan
pasar dengan teratur.
-
Memberi anak tanggung jawab untuk tugs
di rumah dan lain=lain.
-
Membiasakan untuk menabung
-
Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
8. Darma kedelapan:
Disiplin, berani dan Setia
.
a. Pengertian
1.
Disiplin dalam pengertian yang luas
berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan.
2.
Dalam pengertian yang lebih khusus,
disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri.
3.
Berani adalah suatu sikap mental untuk
bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4.
Setia berarti tetap pada suatu pendirian
dan ketentuan.
5.
Dengan demikian, maka berdisiplin tidak
secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai
manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan
pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haaaari
1.
Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur
diri (self disiplin).
2.
Mentaati peraaturan.
3.
Menjalani ajaran dari ibadah agama,
4.
Belajaaar untuk menilai kenyataan, bukti
dan kebenaran suatu keterangan (informasi).
5.
Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
a. Pengertian dan
Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari.
1.
.Yang dimaksud dengan
bertanggungjawab ialah:
Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas
perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap
Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya :
a.
Segala sesuatu yng diperintahkan
kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
b.
Segala sesuatu yang dilakukan atas
kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.
c.
Pramuka harus berani bertanggungjawab
atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya
karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,
d.
Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan
suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari, Tujuannya adalah
mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya.
2.
Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya,
baik perkataannya maupun perbuatannya.
Misalnya:
a.
Dapat dipercaya itu berarti juga jujur,
yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n
terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain.
b.
Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya,
perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu
karangan yang dibuat-buat.
c.
Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan
sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan
sebaik-baiknya.
d.
Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan
kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang
tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
e.
Selalu menepati waktu
yang sudah ditentukan, Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur
dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci
dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
1.
Seorang Pramuka dikatakan matang
jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku
yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
2.
Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka
tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada
hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3.
Suci dalam perkataan setiap apa yang
telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung
perasaan oeng lain.
4.
Suci dalam peerbuatan sebagai akibat
dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu
berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan
keluarga.
5.
Dengan selalu melakukan pikiran,
perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran
menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan
tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “…. Menjadi manusia yang berkepribadian dan
berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan
beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
1.
Seorang Pramuka selalu menyumbangkan
pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap
yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga
timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2.
Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati
dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan
menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak
percaayaan orang lain.
3.
Seorang Pramuka akan menjadi contoh
pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
4.
Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup
yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran
dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam
perbuatan yang nyata.
Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu
ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar, yang hanya dapat dicapai dengan
adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan secara tertib, sempurna
dan penuh keikhlasan. Dalam menyampaikan salam, baik yang memakai topi atau
tidak, adalah sama yaitu dengan cara melakukan gerakan penghormatan.
Salam Pramuka digolongkan menjadi 3 macam :
.
Salam Biasa.
Yaitu salam yang diberikan kepada sesama anggota Pramuka.
Salam Hormat.
Yaitu salam yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang
kedudukannya lebih tinggi.
.
Salam Janji.
Yaitu salam yang dilakukan ketika ada anggota Pramuka yang sedang
dilantik (Dalam pengucapan janji yaitu Tri Satya atau Dwi Satya)
Untuk Salam hormat diberikan kepada :
·
Bendera kebangsaan ketika dalam Upacara.
·
Jenasah yang sedang lewat atau akan
dimakamkan.
·
Kepala Negara atau wakilnya, Panglima
tinggi, para duta besar, para menteri dan pejabat lainnya.
Macam-macam Tanda Pengenal
.
Tanda Umum
Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah
dilantik, baik putra maupun putri.
.
Macamnya : Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda
harian, tanda WOSM.
.
Tanda Satuan
Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota
Gerakan Pramuka bergabung.
Macamnya : Tanda barung / regu / sangga, gugusdepan, kwartir, Mabi, krida,
saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain.
.
Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan
Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
.
Macamnya : Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga,
sulung,pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina,
Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan
lain-lain.
.
Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap,
tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya : Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda
keahlian lain bagi orang dewasa.
Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang
atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi
Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
.
Macamnya :
Peserta didik : Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang
teladan.
Orang dewasa : Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas
1.
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri
atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan
satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
2.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk
Janji yang disebut Satya adalah:
a.
Janji yang diucapkan secara sukarela
oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan;
b.
Tindakan pribadi untuk mengikat diri
secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
c.
Titik tolak memasuki proses pendidikan
sendiri guna mengembangkan visi, mental, moral, ranah spiritual, emosional,
sosial, intelektual dan fisiknya, baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat lingkungannya.
3.
Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk
Ketentuan Moral yang disebut Darma adalah:
a.
Alat proses pendidikan sendiri yang
progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
b.
Upaya memberi pengalaman praktis yang
mendorong anggota Gerakan Pramuka menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai
yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c.
Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong
Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati,
memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
d.
Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka,
dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang
mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan
putusan.
4.
Kode Kehormatan Pramuka adalah Budaya
Organisasi Gerakan Pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota Gerakan
Pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi.
5.
Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota
Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani dan
jasmaninya.
Raimuna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna
Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Gladian Pimpinan Satuan
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin
Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan
Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan
kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau
kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan
Dianpinsat bila dipandang perlu.
Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan
secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu
periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu
Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
Perkemahan Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk
perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut
serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua
jajaran kwartir secara reguler,
khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan
pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan
maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi
anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki
tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan
Karya Pramuka.
Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan,
dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan
survival.
Latihan Pengembangan Kepemimpinan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat
ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu
menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
Latihan Pengelola Dewan Kerja
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga
para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan
efisien.
Kursus Instruktur Muda
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan
potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk
mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan
Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
Penataran, Seminar, dan Lokakarya
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan
masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan
Pramuka.
Sidang Paripurna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu
tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan
bahan pada musyawarah kwartirnya.
Penegak Bantara
Penegak Bantara adalah Calon Penegak yang telah memenuhi SKU bagian
Penegak Bantara dan mentaati adat istiadat Ambalan. Perpindahan dari Calon
Penegak menjadi Penegak Bantara dilaksanakan dengan upacara pelantikan yang
bersangkutan degan mengucapkan janji Tri Satya dengan sukarela dan memakai
tanda tingkatan untuk Penegak Bantara.
Selama menjadi Penegak Bantara diberi kesempatan latihan untuk membaktikan diri
kepada masyarakat dan membentuk kepribadian yang kuat.
Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah Penegak yang telah memenuhi SKU bagi
Penegak Laksana dan mentaati adat Ambalan. Perpindahan dari Penegak Bantara
menjadi Penegak Laksana dilaksanakan dengan upacara Kenaikan Tingkat dengan
mengucapkan janji Tri Satya denga sukarela dan erhak memakai tanda tingkat
Penegak Laksana.
Tanda sangga berbentuk bujur sangkar, dengan
panjang tiap sisinya 4 cm. bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga yang
bersangkutan. Tanda sangga dapat mengambil :
1) nama tahap perjuangan bangsa Indonesia, seperti
Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan Pelaksana, dengan gambar dan warna
seperti contoh terlampir.
2) angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar berwarna
kuning.
3) gambar siluet bunga berwarna hitam di atas dasar berwarna kuning (khusus
untuk sangga puteri).
4) gambar lain yang diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
SKU UNTUK PRAMUKA GOLONGAN PENEGAK
Pt. 15. Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon Penegak
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan aktif mengikuti latihan Ambalan Penegak.
2. Telah mempelajari dan menyetujui Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka.
3. Mengerti dan bersungguh-sungguh mengamalkan Dasa Darma dan Tri
Satya dalam kehidupannya sehari-hari.
4. Dapat memberi salam Pramuka dan tahu maksud dan penggunannya.
5. Tahu tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka.
6. Tahu struktur organisasi dan Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja
Penegak dan Pandega.
7. Tahu arti lambang Gerakan Pramuka.
8. Tahu arti Pancasila.
9. Tahu sejarah dan arti kiasan warna-warna bendera kebangsaan
Indonesia, serta dapat mengibarkan dan menurunkannya dalam upacara.
10. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
bait pertama di muka orang banyak, dan tahu sikap yang harus dilakukan jika
lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
11. Tahu arti lambang Negara Republik Indonesia.
12. Biasa berbahasa Indonesia di waktu mengikuti
pertemuan-pertemuan Penegak.
13. Tahu arti dan sejarah Sumpah Pemuda.
14. Tahu perjuangan bangsa Indonesia dan rencana pembangunan
Pemerintah.
15. Tahu susunan Pemerintah Republik Indonesia dari Pusat sampai
ke Desa.
16. Dapat berbaris.
17. Selalu berpakaian rapi, meme;ihara kesehatan badan, dan
memelihara kebersihan lingkungannya.
18. Tahu pentingnya bahan-bahan makanan yang bernilai gizi, dan
dapat memasak makanan di perkemahan untuk sedikitnya 5 orang.
19. Tahu tentang penyakit-penyakit rakyat yang terpenting, dan
tentang cara-cara pencegahannya.
20. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu
cabang olahraga renang.
21. Tahu adat sopan santun pergaulan Indonesia.
22. Memiliki buku Tabanas.
23. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya,
sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri.
24. Menguasai suatu keterampilan di bidang pertanian, bidang
industri, atau bidang lain yang dipilihnya sendiri, tetapi yang dapat diharap
kelak akan berguna bagi kehidupannya.
25. Dapat membaca jam dan menggunakan kompas.
26. Sudah pernah berkemah sekurang-kurangnya 4 hari
berturut-turut.
27. Pernah ikut serta kerjabakti gotongroyong yang ditugaskan oleh
Pembinanya.
28. a. Untuk Penegak yang beragama Islam :
(1) Dapat mengucap Kalimat Syahadat dan tahu artinya.
(2) Mengerti Rukun Iman dan Rukun Islam.
(3) Melakukan sholat berjama’ah.
(4) Tahu riwayat Nabi Muhammad saw.
b. Untuk Penegak yang beragama Katholik :
Tahu sakramen Permandian, sakramen Penguatan, sakramen Maha Kudus,
sakramen Pengakuan Dosa (Tobat).
c. Untuk Penegak yang beragama Protestan :
(1) Dapat dengan hafal menyanyikan 4 nyanyian Kristen.
(2) Dapat mengucap do’a sederhana pada kesempatan tertentu.
(3) Bersedia memimpin kelompok mempelajari Alkitab.
(4) Mengetahui sekedar peraturan-peraturan Gereja.
d. Untuk Penegak yang beragama Hindu :
(1) Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan
Penggalang di bidang pendidikan agama Hindu.
(2) Tahu arti Wiweka, Sastra, Aksara, dan mengerti arti Tat Twam
Asi.
e. Untuk Penegak yang beragama Budha :
(1) Dapat memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan
Penggalang di bidang pendidikan agama Budha.
(2) Mengerti dan dapat menyanyikan Parita-parita tersebut dalam
SKU untuk Pramuka golongan Siaga dan golongan Penegak.
Pt. 16. Untuk mencapai tingkat Penegak Laksana, seorang Pramuka
Penegak Bantara harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rajin dan aktif mengikuti pertemuan-pertemuan Ambalan sebagai
Penegak Bantara.
2. Dapat memberi penjelasan tentang Dasa Darma dan Tri Satya.
3. Tahu sejarah pendidikan kepramukaan di Indonesia, dan peranannya
dalam pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.
4. Tahu tentang gerakan kepramukaan sedunia, dan tentang cita-cita
persaudaraan Pramuka sedunia.
5. Mengetahui tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tentang
beberapa badan yang terdapat dalam organisasi itu.
6. Bersungguh-sungguh mengamalkan Pancasila.
7. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu-lagu di mika orang banyak
sedikitnya lagu-lagu yang disyaratkan untuk SKU tingkat Penggalang Rakit.
8. Tahu tentang upacara-upacara adat di daerahnya ; misalnya upacara
perkawinan, khitanan, penerimaan tamu terhormat, dll.
9. Tahu cara merawat dan mengebumikan jenazah.
10. Dapat memimpin barisan Pramuka.
11. Dapat memberi pertolongan pertama pada kecelakaan.
12. Jika di tempat tinggalnya ada pesawat telepon, dapat menggunakannya
secara baik.
13. Melakukan salah satu cabang olahraga atletik atau salah satu
cabang olahraga renang, dan melakukan salah satu cabang olahraga lain lagi
serta tahu peraturan permainannya.
14. a. Untuk puteri : Mengurus suatu rumah tangga selama 2 hari
berturut-turut.
b. Untuk putera : Berjalan kaki selama 2 hari berturut-turut.
15. Dapat menampilkan satu macam kegiatan seni budaya di hadapan
Pramuka-Pramuka atau di hadapam penonton-penonton lain.
16. Menjalankan suatu proyek produktif di bidang pertanian, bidang
industri atau di bidang lain, secara perorangan atau bersama-sama orang lain,
dan dapat memperlihatkan hasil karyanya.
17. Mengadakan peninjauan di wilayah kelurahan tempat tinggalnya
untuk mempelajari masalah-masalah pembangunan, membuat laporan peninjauannya,
lengkap disertai kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran.
18. Sekurang-kurangnya 2 kali pernah ikut serta kerja bakti
gotongroyong yang ditugaskan oleh Pembinanya, di sekolahnya, di kampungnya, di
tempat ibadat, atau di tempat lain; dan pernah membantu lembaga seperti PMI,
LSD, Bimas, PKK, Karang Taruna, atau lain sebagainya.
19. Dapat merencanakan, mempersiapkan, serta memimpin rapat, dan
dapat membuat risalah rapat.
20. a. Memiliki buku Tabanas, dan sudah menabung uang secara teratur
dalam buku tabungan itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi
Penegak Bantara, dan sebagian daripada uang itu diperoleh dari usahanya
sendiri.
b. Untuk putera : Berjalan kaki selama 2 hari berturut-turut.
21. Setia membayar uang iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang
yang seluruhnya diperolehnya dari usahanya sendiri.
22. Pernah membantu dalam menjalankan administrasi keuangan
Gugusdepannya, atau administrasi keuangan lainnya.
23. Membantu Pembina Siaga atau Pembina Penggalang dalam membina para
Pramuka di Perindukan Siaga atau Pasukan Penggalang.
24. Memiliki sedikitnya satu Tanda Kecakapan Khusus
25. a. Untuk Penegak yang beragama Islam :
(1) Tahu syarat-syarat, rukun-rukun, dan yang membatalkan sholat,
serta melakukan sholat sehari-hari.
(2) Mengetahui riwayat Nabi Muhammad saw.
b. Untuk Penegak yang beragama Katholik :
(1) Dapat memimpin do’a dan bernyanyi bersama.
(2) Dapat menolong orang sakit secara rokhaniah (sakramen orang
sakit)
(3) Memahami arti kematian.
(4) Tahu beberapa lagu untuk jiwa-jiwa orang meninggal.
c. Untuk Penegak yang beragama Protestan :
(1) Turut serta dalam kesaksian dan pelayanan Gereja sesuai dengan
bakat dan kemampuannya..
(2) Bersedia mengikuti pengajaran agama (Katekhesasi).
d. Untuk Penegak yang beragama Hindu :
(1) Tahu arti Dhayana, Yoga, Samadhi.
(2) Dapat menjelaskan istilah-istilah tersebut dalam SKU untuk
Pramuka golongan Siaga, golongan Penggalang, dan golongan Penegak di bidang
pendidikan agama Hindu.
e. Untuk Penegak yang beragama Budha :
(1) Tahu arti Panca Sadha.
(2) Dapat menjelaskan istilah-istilah tersebut dalam SKU untuk
Pramuka golongan Siaga, golongan Penggalang, dan golongan Penegak di bidang
pendidikan agama Budha.
Pramuka Garuda
ialah tingkatan tertinggi dalam setiap golongan (Siaga, Penggalang, Penegak,
Pandega). Seorang peserta didik yang telah mencapai tingkatan terakhir dalam
golongannya, dan telah memenuhi persyaratan SKK Garuda, berhak mengajukan
permohonan kepada Kwartir melalui pembina gudepnya untuk dapat mengikuti uji
kelayakan untuk dapat naik ke tingkatan Garuda. Setelah mengajukan permohonan,
Kwartir akan mengevaluasi peserta didik itu tentang kelayakan, baik dalam segi
mental, ataupun sisi kelayakan persyaratan. Setelah dinilai cakap dan memenuhi
persyaratan, calon Pramuka Garuda akan diinterview oleh tim penguji yang
terdiri dari tokoh kwartir, gugus depan, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat.
Setelah lulus tes interview dan tes kecakapan, seorang
peserta didik akan dilantik menjadi Pramuka Garuda. Pelantikan
biasanya diselenggarakan bertepatan dengan hari yang bermakna khusus, baik bagi
peserta didik tersebut ataupun bagi Gerakan Pramuka, semisal: hari ulang tahun
atau Hari Pramuka. Pelantikan umumnya dihadiri oleh Tim Penguji, orang tua dan
tokoh Pramuka.
Syarat Pramuka Garuda
Syarat-syarat Pramuka Garuda
untuk Pramuka Penegak
Seorang Pramuka Penegak ditetapkan sebagai Pramuka Garuda
jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
A.
Menjadi
contoh yang baik dalam gugusdepan, di rumah, di sekolah, di tempat kerja atau
di dalam masyarakat, sesuai dengan isi Trisatya dan Dasadarma.
D.
Telah
memiliki Tanda Kecakapan Khusus untuk Pramuka Penegak,
sedikit-dikitnya sepuluh macam dari tiga bidang Tanda Kecakapan Khusus,
sedikitnya satu macam TKK tingkat Utama dan tiga macam TKK tingkat Madya,
yaitu :
1)
Lima
buah TKK wajib yang dipilih di antara :
a) TKK
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
b) TKK
Pengatur Rumah
c) TKK Juru
Masak.
d) TKK
Berkemah.
e) TKK
Penabung.
f) TKK
Penjahit.
g) TKK Juru
Kebun
h) TKK
Pengaman Kampung
i) TKK
Pengamat
j) TKK Bidang
Olah Raga, misalnya gerak jalan, berenang, dan lain-lain.
2)
Lima
buah TKK pilihan, yang dapat dipilih di antara TKK yang telah ditetapkan dengan
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
E.
Sedikit-dikitnya
sudah tiga kali mengikuti pertemuan-pertemuan Pramuka untuk golongan Penegak,
di tingkat ranting, cabang, daerah, nasional atau internasional.
F.
Tergabung
dalam Satuan Karya, dan dapat menyelenggarakan suatu proyek produktif yang
bersifat perorangan atau bersifat bersama, sesuai dengan Satuan Karya yang
diikutinya.
G.
Dapat
membuktikan dirinya sebagai penabung Tabanas yang rajin dan teratur.
H.
Dapat
mempertunjukkan kecakapannya di depan umum dalam salah satu bidang seni budaya,
atau membantu menyelenggarakan pertunjukan kesenian.
I.
Dapat
menjalankan dan memimpin salah satu cabang olah raga, yang dipilih dari cabang
olahraga atletik, renang, senam, bela diri, gerak jalan atau cabang olah raga
lainnya.
J.
Pernah
ikut serta dalam kegiatan memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan menilai
kegiatan pembangunan masyarakat di lingkungannya.
Bentuk penghargaan bagi
Pramuka Garuda berbentuk medali, memiliki pita dengan warna pinggiran putih dan
warna garis tebal di tengah merah, di ujung pita terdapat medali yang terbuat
dari metal berbentuk segi lima bergambarkan Burung Garuda yang memiliki tunas
kelapa di dadanya, dan memegang pita bertuliskan: SETIA, SIAP,SEDIA yang
mengambarkan sikap yang dimiliki setiap Pramuka Garuda.
Cara mengenakan medali
Medali dikalungkan dengan
pita berada dibawah kacu/dasi dengan ujung medali berada di luar, di depan
kacu/dasi dan bila dikalungkan berada tepat di ujung tulang dada. Hanya
dikenakan pada upacara resmi.
Warna dasar bagi medali
tadi beragam, sesuai dengan warna dasar golongan. Bagi Siaga Garuda berwarna
hijau, bagi Penggalang Garuda berwarna merah, bagi Penegak Garuda berwarna
kuning, bagi Pandega Garuda berwarna cokelat.
Contoh
PROGRAM KERJA AMBALAN
PROGRAM KERJA GERAKAN PRAMUKA
AMBALAN PUTRA-PUTRI WANA KENCANA
PANGKALAN SMAN 3 DURI
I. PENDAHULUAN
Musyawarah Gugus Depan (Mugus) merupakan
pertemuan antara Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kepala Sekolah), Pembina
dan Anggota Pramuka Penegak untuk membahas program kerja Ambalan Putra-Putri
Wana Kencana tahun 2007/2008. dimana diharapkan program kerja Ambalan dapat di
ikuti oleh gugus depan dilaksanakan secara berjenjang dan berkesinambungan.
Program kerja Ambalan putra-putri Wana
Kencana tahun 2007/2008 disusun berdasarkan skala prioritas dan merupakan
program kerja jangka pendek yang disesuaikan dengan kalender pendidikan maupun
nasional.
Untuk melaksanakan
progja Ambalan tahun 2007/2008. Gugus depan mengajukan usulan kegiatan
pramuka kepada ketua majelis pembimbing gugus depan (Ka.Mabigus) untuk
mendapatkan dukungan anggaran sedangkan usulan kegiatan tidak disetujui tetap
menjadi Progja 2007/2008 dengan anggaran diusahakan secara swadaya.
II. KOMISI PROGRAM
A. ANGGOTA MUDA
Pramuka Penegak dan Pandega adalah anggota
muda, Program kerja Pramuka Penegak dan Pandega, berupa;
- Kursus
Brigade Penolong
- Perkemahan
Bina Rohani
- Latihan
Dasar Kepemimpinan
- Kursus
Pengelola Dewan Kerja Ambalan (KPDKA)
- Perkemahan
SAKA (Satuan Karya)
- Pelatihan
Teknologi Komunikasi
- Kursus
Mahir Dasar
- Pelantikan
Penegak Bantara (TB), Laksana (TL), Garuda
- Pelantikan
Pandega
- Pembinaan
bidang Seni, Budaya dan olah raga
- Pelatihan
Internet
- Rapat
Undangan Khusus
- Partisipasi
Kegiatan
B. ANGGOTA DEWASA
1. Pembina Pramuka
Program Kegiatan
dan Pelatihan Pembina Pramuka sesuai dengan kalender pelatihan yang sudah
dijadwalkan berupa;
- Kursus
Mahir Dasar (KMD)
- Kursus
Mahir Lanjutan (KML)
- Kursus
Keterampilan Perkemahan (KKP)
- Karang
Pamitran (KP)
2. Pelatih
- Kursus
Pelatih Dasar (KPD)
- Penyegaran
Pelatih
- Lokakarya
3. Majelis Pembimbing
- Kursus
Orientasi bagi Kepala Sekolah
- Kursus
Orientasi Kepramukaan bagi Majelis Pembing
III. KOMISI MANAJEMEN, KEUANGAN DANA DAN
USAHA
A. MANAJEMEN
Program kerja
menajemen dalam jangka pendek berupa;
- Kunjungan
kerja gugus depan
- Kursus
Manajemen Gugus Depan
- Penilaian
Gugus Depan
- Mengembangkan
Gugus Depan yang lengkap dan terbuka
B. KEUANGAN
Program kerja
bidang keuangan dalam jangka pendek, berupa;
- Menyempurnakan
mekanisme keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku
- Efisiensi
pengelolaan keuangan dan dana
- Inventarisasi
sumber dana yang bias diterima secara rutin
- Menyusun rencana anggaran pengeluaran rutin
secretariat pertahun
C. USAHA DAN DANA
Program kerja usaha
dan dana dalam jangka pendek berupa;
- Menyiapkan
dan menyelenggarakan kedai pramuka
- Memberdayakan
gedung dan secretariat yang lebih baik
- Menyelenggarakan
berbagi kegiatan penggalangan dana melalui:
·
Kursus Keterampilamn Seni dan MC
·
Lokarkarya Pendidikan dan Hukum
·
Malam dana Pramuka melalui pameran hasta karya peserta didik
·
Penggalangan dana melalui sponsorship
Penggalangan dana
melalui donator dari : Ka.Mabigus, Mabi, Tokoh Masyarakat, Pengusaha,
Perusahaan, Purna Anggota Mabi, Dewan Kerja dan Pimpinan Saka
IV. KOMISI KOMUNIKASI
Dalam rangka meningkatkan citra Gerakan Pramuka baik ke dalam
maupun ke luar, perlu peningkatan peran bidang komunikasi untuk menyampaikan
berbagai aktifitas kegiatan Pramuka baik melalui media cetak maupun elektronik.
A. HUMAS
- Program
kerja bidang humas dalam jangka pendek berupa;
- Orientasi
kehumasan tentang komunikasi dalam PRamuka dan aktivitasnya
- Pelatihan
internet
B. MEDIA CETAK
Program kerja
bidang media cetak dalam jangka pendek, berupa;
- Membuat
pers release ke media masa tentang kegiatan pramuka Ambalan Putra-Putri
Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
- Membuat
papan informasi sebagai sarana informasi dari dan kejajaran Gerakan
Pramuka
C. MEDIA ELEKTRONIKA
Program kerja
bidang media elektronika dalam jangka pendek, berupa;
- Mengadakan
pendekatandan upaya kerjasama dengan stasiun radio dan televise baik
pemerintah maupun swasta
- Membuat
film pendek tentang aktifitas kepramukaan Ambalan Putra-Putri Wana Kencana
Pangkalan SMA Rimba Madya Bogro baik ekgiatan di dalam maupun kegiatan di luar
Ambalan
D. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Program kerja
penelitian dan pengembangan (Litbang) dalam jangka pendek, berupa;
- Menyelenggarakan
survey dilingkungan anggota Pramuka untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan peserta didik
- Menyelenggarakan survey ke lingkungan masyarakat dan
Majelis pembimbing untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan serta
memperoleh masukan untuk kemajuan Gerakan Pramuka.
- Pelatihan penelitian bagi pembina Pramuka
- Pelatihan penelitian bagi pelatih Pramuka
E. HUBUNGAN LUAR
Program kerja hubungan luar dalam jangka
pendek, berupa;
- Mengadakan pendekatan dengan berbagai instansi
pemerintah maupun swasta unmtuk menjalin kerja sama yang saling
menguntungkan
- mengadakan
bakti sosial kepanti asuhan
F. LAIN-LAIN
Selain menghasilkan program kerja tahun
2007/2008.
Musyawarah Gugus Depan (Mugus) tahun 2007, menetapkan:
- Visi dan Misi Gerakan Pramuka Ambalan Putra-Putri
Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
- Strategi pembinaan anggota Gerakan Pramuka Ambalan
Putra-Putri Wana Kencana Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor.
G. KESIMPULAN
Musyawarah Gugus Depan tahun 2007 telah
berjalan dengan baik dan lancar, Kesimpulan yang dapat di ambil dari
pelaksanaan Mugus 2007, sebagai berikut:
- Program kerja putra putri Pangakalan SMA Rimba Madya
Bogor tahun 2007/2008 dapat diterima dan dijadikan acuan bagi
penyelenggaraan kegiatan di gugus depan untuk meningkatkan intensitas
kegiatan yang berjenjang dan berkesimpulan.
- Progja
Ambalan putra putri Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008
merupakan progja gugus depan yang akan dilaksanakan oleh Ambalan sebagai
evaluasi pelaksanaan latihan-latihan peserta didik dan sumber didik di
pangkalan SMA Rimba Madya Bogor.
- Progja 2007/2008 diprioritaskan pada
peningkatan kegiatan anggota muda, penambahan jumlah pembina dan pelatih
Pembina Pramuka, pemberdayaan asset dan akses gugus depan, efisiensi dan
peningkatan anggaran keuangan serta mengupayakan peningkatan citra Gerakan
Pramuka Pangakalan SMA Rimba Madya Bogor tahun 2007/2008.
PENUTUP
Demikian program
kerja ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya dan program kerja ini
dapat berubah disesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
PENDAHULUAN
Navigasi adalah suatu
teknik untuk menentukan kedudukan dan arah lintasan perjalanan secara tepat,
atau navigasi adalah navigasi adalah suatu kegiatan mengontrol arah perjalanan
baik di peta maupun di medan sebenarnya dengan tepat hingga sampai ke tujuan.
Dalam arti yang lebih sempit, navigasi telah dikenal oleh bangsa-bangsa Aztec,
Babylonia dan Bangsa Eskimo tua sejak 4500 tahun yang lalu.
Pada awalnya, istilah
navigasi dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun dewasa ini telah
umum dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan sebagainya. Orang
yang bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator.
Untuk dapat melakukan
perjalanan di alam bebas kita hanya dibantu oleh peta, kompas dan kemampuan
berorientasi yaitu usaha memperkirakan / menentukan tempat kedudukan setepat
mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama
perjalanan dilakukan.
Menyadari betapa
pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas serta
kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam
bebas”.
PETA
Peta adalah gambaran sebagian
atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan
metode dan perbandingan tertentu.
Di Indonesia, peta
yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta
dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map
Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta
AMS biasanya berskala 1 : 50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25
m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1 : 50.000 atau 1 : 25.000
(dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi :
1.
Peta Umum; yaitu peta yang memuat
kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun kenampakan sosial
ekonomi. Peta jenis ini meliputi :
a. Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar
dan memuat keterangan yang umum.
b. Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala
sedang yang menggambarkan daerah yang luas, negara atau benua.
c. Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala
kecil dan meliputi seluruh dunia.
2.
Peta Khusus / Thematik; yaitu peta
yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi antara
lain : peta militer, peta bintang, peta triangulasi, peta pariwisata, dll.
Peta berdasarkan
skalanya digolongkan menjadi :
a. Peta Kadaster
1 : 100 sampai 1 : 5.000
b. Peta berskala besar
1 : 5.000 sampai 1 : 250.000
c. Peta berskala sedang
1 : 250.000 sampai 1 : 500.000
d. Peta berskala kecil
1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000
e. Peta Geografi
1 : 1.000.000 ke atas
Bagian-bagian Peta
:
1.
Judul;
menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, biasanya
terdapat diatas.
2.
Penerbit;
menyatakan badan/lembaga yang menerbitkan/mengeluarkan peta.
3.
Nomor;
sebagai nomor registrasi dari badan pembuat peta, juga berguna sebagai petunjuk
bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar daerah yang terpetakan.
4.
Tahun;
menyatakan waktu pembuatan peta, semakin baru tahun pembuatannya, maka data
yang disajikan akan semakin akurat.
5.
Legenda;
yaitu keterangan singkat mengenai simbol/tanda yang tercantum dalam sebuah
peta, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
6.
Skala/Kedar;
yaitu perbandingan jarak antara dua titik tertentu pada peta dengan jarak
sebenarnya di lapangan. Untuk menyatakan skala peta ada 3 cara yaitu :
a. skala angka/fraksi
1 : 50.000
b. skala verbal/perkataan
“satu sentimeter dibanding lima puluh ribu sentimeter”
7.
Koordinat
; yaitu kedudukan suatu titik di peta. Secara teori, koordinat merupakan titik
pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan
sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama
lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
a.
Koordinat
Geografis (Geographycal Coordinate)
Sumbu
yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang
selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan
dalam satuan derajat, menit dan detik.
Pada
peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat
utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya
adalah 3,7 cm. Pada peta skala 1 : 25.000, satu karvak sama dengan 30 detik
(30”), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60”).
Contoh
: 114°34’10” BT atau 05°15’17” LS
b.
Koordinat
Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Dalam
koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap
titik acuan.Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta
(06° LU, 98° BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara,
sedangkan horizontal dari barat ke timur.
Sistem
koordinat grid mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS,
biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena
itu untuk penentuan koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan.
Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10
bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi 10
bagian (per 1 mm).
8.
Kontur;
yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut atau garis bayangan/imajinasi dari rangkaian titik-titik di
lapangan yang mempunyai nilai ketinggian/elevasi yang sama.
Karakteristik Garis
Kontur Ketinggian :
1.
Garis
kontur ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
2.
Garis
kontur ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak
bercabang.
3.
Garis
kontur ketinggian merupakan kurva tertutup sehingga tidak akan ada
yang terputus.
4.
Garis
kontur ketinggian pada daerah landai/datar akan tergambar renggang/berjauhan
sebaliknya garis kontur di daerah curam/terjal akan tergambar rapat.
5.
Garis
kontur ketinggian yang ujungnya melengkung keluar menjauhi puncak
berbentuk “U” menggambarkan punggungan.
6.
Garis
kontur ketinggian yang ujungnya melengkung kedalam mendekati puncak
berbentuk “∩” menggambarkan lembah.
7.
Garis
kontur ketinggian untuk daerah yang cekung digambarkan garis
berbulu.
8.
Garis
kontur ketinggian antara digambarkan dengan garis terputus-putus.
9.
Perbedaan
ketinggian antara dua garis kontur yang berurutan (interval kontur) merupakan
bilangan tetap.
10.
Interval
kontur sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus ini tidak berlaku apabila peta
tersebut telah di fotocopy perbesar atau perkecil. Jadi cara yang paling mudah
mencari interval kontur adalah selisih antara dua indeks kontur yang berdekatan
dibagi spasinya adalah harga interval kontur.
KOMPAS
Kompas
adalah alat penunjuk arah. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang
lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China
sekitar tahun 1100 M.
Karena
sifat kemagnetannya maka jarum kompas selalu menunjukkan arah utara dan selatan
(jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet
bumi). Arah yang ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi
yang letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah
utara Kanada, di jazirah Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi
unyuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis
dianggap sama.
Menurut
kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :
- Kompas Orientasi, yaitu jenis kompas yang
digunakan untuk orientasi dalam suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas
silva.
- Kompas Bidik, yaitu kompas yang digunakan untuk
membidik objek serta arah yang akan kita lalui. Contohnya Kompas Prisma.
- Kompas Geologi, yaitu kompas yang digunakan
untuk menentukan arah serta kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas
Geologi.
Bagian –bagian kompas
antara lain :
1.
Badan/Body
kompas yaitu tempat melekatnya komponen-komponen kompas.
2.
Jarum
Kompas Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi bagaimanapun (dengan
syarat tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat
perputarannya.)
3.
Skala
kompas, menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
Cara Penggunaan kompas
:
Penggunaan
kompas pada prinsipnya yang paling penting diperhatikan adalah kompas harus
horozontal, maka pembacaan skala peta melalui garis fisir, sedangkan pada
kompas orienteering (misal kompas silva) yang paling penting diperhatikan
adalah Utara Kompas harus sejajar dengan Utara peta.
Faktor kesalahan pada
sudut bacaan kompas
Penyebab dari kesalahan
ini antara lain :
-
Karena
benturan dengan benda keras.
-
-Cairan
yang terdapat dalam tabung kompas membeku (pengaruh waktau atau cuaca),
sehingga jarum atau piringan kompas tidak bergerak bebas.
-
-Ada
kesalahan indeks yaitu penunjuk indeks skala bacaan kompas tidak segaris lurus
dengan garis penunjuk arah bacaan.
-
-Garis
penunjuk arah bacaan tidak segaris lurus dengan pisir/garis rambut pembidik
objek.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemakaian kompas yaitu :
-
Jauhkanlah
dari benda-benda yang mengandung unsur logam seperti golo/parang, pisau,
gunting, victorinoks, dll
-
Jauhkan
dari benda-benda elektronik seperti : TV, jam tangan, walkman, dll.
-
Sesama
kompas dilarang saling berdekatan !!!!
TEKNIK PETA
KOMPAS
Sebelum masuk pada
teknik peta kompas yang perlu duketahui adalah Azimuth dan Back azimuth. Azimuth
adalah sudut antara sasaran terhadap kutub magnetik bumi (sudut kompas)
sedangkan Back Azimuth adalh kebalikan dari Azimuth. Cara praktisnya sebagai
berikut :
Jika Azimuth <
180° maka Back Azimuthnya = Azimuth + 180°
Jika Azimuth >180°
maka Back Azimuthnya = Azimuth - 180°
Orientasi Peta
Orientasi Peta yaitu menyamakan kedudukan peta dengan medan
sebenarnya (menyamakan utara peta dengan utara kompas).
Sebelum
anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan
sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan
pencocokan nama puncak, sungai desa, dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar
posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda
bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
Cara-cara
orientasi peta antara lain :
-
Cari
tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
-
Letakkan peta pada medan datar.
-
Samakan utara peta dan utara kompas
(peta yang diputar), dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam
yang akan dihadapi.
-
Cari tanda-tanda medan yang paling
menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut dalam peta. Lakukan
untuk beberapa tanda medan.
-
Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya
tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat hal-hal yang khas dari
setiap benda medan (sifat-sifat garis kontur).
Resection
Resection
adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda
medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau
sepanjang punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya
yang dibidik.
Langkah-langkah melakukan resection :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di
peta, minimal 2 buah.
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada
tanda-tanda medan tersebut.
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan
menggunakan kompas bidik.
5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung
sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai
titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus
tersebut adalah posisi kita di peta.
Intersection
Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke
tempat tersebut.
Langkah-langkah
melakukan Intersection adalah :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta.
Lakukan langkah 1 – 3.
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat
adalah posisi yang dimaksud.
Menentukan
Arah Tanpa Kompas
1. Dengan Tanda-Tanda Alam
- Kuburan Islam Menghadap Utara
- Mesjid menghadap kiblat, untuk Indonesia menghadap ke barat laut
- Bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena
sinar matahari yang belum terik pada pagi hari.
2. Dengan Jarum Jam Arloji
Jika berada di daerah sebelah utara Khatulistiwa, jarum jam
diarahkan ke matahari, garis pembagi sudut antara jarum kecil tersebut dengan
angka 12 menunjukkan arah utara. Jika berada di daerah sebelah selatan
khatulistiwa, caranya sama, hanya yang didapat adalah arah selatan.
3. Dengan Perbintangan
Perhatikan rasi bintang Crux (Bintang Salib atau Gubuk Penceng).
Perpanjangan garis diagonal yang memotong horizon dari tempat kita adalah
Selatan.
Penampang
Lintasan
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proposional bentuk
jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur
sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi,
dan sudut pandangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkannya
bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut
ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira
bentuk medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari
peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan
Berapa manfaat penampang lintasan :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan
perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan
kecuraman medan.
3. Dapat mengetahui titik ketinggian dan jarak dari tanda medan
tertentu.
Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan
kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi
ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan :
a. Siapkan peta yang sudah
diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang diruncing ,
penggaris dan penghapus
b. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan
rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu
y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl. Angkanya bisa dimulai dari titik
terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
c. Tempatkan titik awal di sumbu x = 0 dan sumbu y sesuai dengan
ketinggian titik tersebut. Lalu beda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu
titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada
jalur yang akan anda buat. Demikian seterusnya hingga titik terakhir.
d. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik tersebut
dihubungkan satu sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak,
turun dan mendatar.
e. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan
nama-nama sungai, puncak, dan titik aktivitas anda (biasanya berupa titik
bivak/camp dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya.
Catatan : informasi
tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu
pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
SAR
( SEARCH AND RESCUE )
SAR
bukanlah sesuatu yang asing di telinga para penjelajah alam, termasuk pramuka,
dan masyarakat. Namun, juga tidak banyak yang diketahui mengenai SAR itu
sendiri. Bahkan singkatannya saja tidak banyak yang tahu.
Materi
ini diberikan agar memudahkan tim SAR untuk menemukan kita apabila kita tersesat saat mendaki gunung.
ü Unsur-unsur SAR
Dalam
kegiatan SAR terdapat 4 unsur yang bias dijadikan penentu keterampilan yang
dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim SAR dalam melakukan
operasinya, yaitu:
1.
Locate
Kemampuan
untuk melakukan lokasi korban. Hal ini memerlukan pengetahuan mengenai data
peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan yang lainnya.
2.
Reach
Kemampuan
untuk mencapai korban. Hal ini memerlukan keterampilan mendaki gunung, rock
climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas, membca jejak, dan lainnya.
3.
Stabilize
Kemampuan
untuk menenangkan korban. Dalam hal ini mutlak diperlukan kemampuan P3K, gawat
darurat dan lain sebagainya.
4.
Evacuate
Kemampuan
membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan seperti halnya REACH.
Selain
itu, pengetahuan tentang komunikasi juga mutlak dibutuhkan agar setiap
perkembangan operasi SAR bisa dilaporkan kepada atasan.
ü Tahapan SAR
Ada
beberapa tahapan SAR, yaitu:
- Awerness
Stage (tahapan keragu-raguan), sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
- Initial
Action (tahapan kesiapan), melaksanakan segala sesuatunya sebagai
tanggapan terhadap suatu kecelakaan, termasuk juga mendapatkan segala
informasi mengenai korban.
- Planning
Stage (tahapan perencanaan), pembuatan rencana yang efektif dan segala
koordinasi yang diperlukan.
- Operation
Stage (tahapan operasi), seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan
selesai.
- Report
Stage (tahapan laporan), terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang
telah dilaksanakan.
ü Bagan Organisasi SAR
1.
SAR COORDINATOR (SC)
Seorang
pejabat wilayah yang karena jabatan, memiliki fungsi wewenang dapat memberiakan
dukungan yang diperlukan kepada Kantor Koordinator SAR (KKR) untuk melaksanakan
organisasi SAR.
2.
SAR MISSION COORDINATOR (SMC)\
Bertugas
pada kejadian SAR, melaksanakn evaluasi kejadian, perencanaan, serta koordinasi
pencarian, sejak ditunjuk sebagai SMC hinga sampai operasi dinyatakan selesai.
Jika wilayah pencaria terlalu luas, dapat ditunjuk beberapa SMC dengan batas
wilayah pencarian masing-masing yang jelas.
3.
ON SCENE COMMANDER (OSC)
Ditunjuk
oleh SMC untuk koordinasi dan pengaturan suatu misi SAR di tempat kejadian.
Jika pencarian menggunakan lebih dari dua unit SAR maka harus ada OSC.
4.
SEARCH RESCUE UNIT (SRU)
Merupakan
tim yang secara nyata melaksanakn operasi SAR. Wewenangnya terbatas pada
pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh OSC/SMC.
ü PENCARIAN PADA OPERASI SAR
Pola Teknis Pencarian
Berikut
adalah beberapa dari pola teknis pencarian pada operasi SAR yaitu:
1.
Track (T)
- Pola
ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dan jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
- Selalu
dianggap bahwa sasaran/korban masih di sekitar atau dekat dengan garis
rute.
2.
Parallel (P)
- Daerah
pencarian cukup luas dan medannya cukup datar.
- Hanya
mempunyai posisi duga.
- Sangat
baik untuk daerah pencarian yang berbentuk segi empat.
3.
Creeping (C)
- Daerah
pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
- Kalau
di punggungan gunung, regu pencarian dengan pola ini akan turun ke
jurang-jurang atau dataran yang lebih rendah.
4.
Square (SQ)
- Biasanya
digunakan pada daerah yang datar.
- Dengan
pola ini peritungan popsisi juga harus merupakan kemungkinan yang tepat.
- Pembelokan
tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan.
5.
Sector (S)
- Lokasi
atau posisi diketahui
- Daerah
yang dicari tidak luas
- Daerah
pencarian berbentuk lingkaran
- Rute
regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
6.
Contour (CT)
- Digunakan
di bukit-bukit.
- Pencarian
selalu dimulai dari puncak tertinggi.
7.
Barrier (B)
- Digunakan
dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang pasti bahwa
korban akan lewat dengan melihat ketentuan lingkungan.
- Digunakan
jika regu pencari danpenyelamat tidak bias mendekati tempat yang terkena
musibah.
ü Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola
Pencarian
Dari
sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan tersrebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut:
- Ketepatan
posisi korban.
- Luas
dan bentuik daerah pencarian
- Jumlah
dan jenis SRU yang tersedia.
- Cuaca
di an ke daerah pencarian.
- Jarakm
basecamp SRU kelokasi musibah.
- Kemamp[uan
peralatan Bantu navigasi di daerah kejadian.
- Ukuran
sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui.
- “probability
of tection” yang dipilih.
- Medan
di daerah kejadian.
- Kualitas
dari SMC dan OSC beserta staffnya.
- Dukungan
logistic ke daerah pencarian.
ü Taktik Pencarian
Taktik
pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal
itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu:
1.
Preliminary Mode
Merupakan
usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengkoordinir regu-regu pencari,
membentuk pos pengendali perencanaan pencarian awal dan lain sebagainya.
2.
Confinement Mode
Menciptakan,
membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam area pencarian.
3.
Detection Mode
Pemeriksaan
terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian potensial. Pada area
tersebut diperhitungkan ditemukannya korban ataupun jejak atau sesuatu yang
tercecer atau yang ditinggalkan oleh korban.
4.
Tracing Mode
Melacak
jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban. Biasanya pelacakan ini dilakukan
dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari da membaca jejak.
5.
Evacuation Mode
Memberika
perawatan dan membawa korban utuk perawatan yang lebih lanjut jika diperlukan.
Di
Indonesia pelaksanaan operasi SAR ditujukan pada musibah transportasi udara dan
laut, sesuai keputusan presiden tentang pembentukan BASARNAS. Untuk musibah
pada pendakian gunung atau kegiatan alam bebas lainnya, operasi SAR belum
seresmi BASARNAS. Pada umumnya kegiatan SAR gunung di Indonesia lebih sering
dimotori oleh kelompok pendaki gunung dan juga dibantu oleh ABRI atau
kepolisian.